#6 Meninggalkan Bom Waktu, bernama “WARISAN”
Salah satu jawaban dari pertanyaan kenapa orang kaya makin kaya dan orang miskin maskin miskin?
Dan kenapa orang kelas menengah cenderung sulit kaya?
Karena masalah WARISAN.
- Orang kaya (banget) mewariskan harta.
- Orang kelas menengah mewariskan sedikit harta (dan ribut lagi) dan terkadang utang.
- Orang kelas miskin tidak mewariskan apa pun.
Dalam perencanaan keuangan, bagian puncak piramida perencanaan keuangan adalah distribusi kekayaan (DK) yang terdiri dari waris dan hibah.
Saya menemukan ada banyak permasalahan waris di Indonesia. Dan seringkali masalah waris menajadi keretakan rumah tangga, contoh:
- Orang tua meninggal mewariskan utang.
- Orang tua meninggal mewariskan harta, tetapi tidak ada surat wasiat. Terjadi rebutan waris diantara anak.
- Ada orang lain yang mengaku ahli waris (misal istri simpanan).
- Tidak ada uang kontan, untuk mengurus harta waris.
- Orang tua tidak bisa mewariskan apa pun.
- dan lainnya.
Semua masalah waris terjadi karena literasi keuangan yang rendah. Seharusnya masalah waris tersebut sederhana.
Hanya saja Kamu (atau orang tuamu) tidak menyadari hal ini. Yuk kita bahas.
#1 Orang tua meninggal mewariskan utang
Saya punya sebuah cerita nyata dan kasus real yang dapat menjadi sebuah pelajaran berharga untuk Kamu.
Saran saya share halaman ini ke orang tuamu.
Pebisnis yang Mewariskan Utang ke Anaknya
Ada seorang pebisnis sebut saja Pak Mark (bukan nama sebenarnya) yang mengambil pinjaman di bank.
Rencananya uang tersebut dijadikan modal usaha, misal untuk membeli tanah dan dibangun. Setelah bangunan selesai, unit rumah tersebut kemudian akan dijual.
Pak Mark memiliki hobi main tenis di pagi hari.
Seperti rutinitas mingguannya, Beliau main tenis hari Selasa dari jam 7.00 – 8.30 pagi.
Suatu ketika terjadi musibah, tiba-tiba Pak Mark terkena serangan jantung di lapangan tenis.
Teman-temannya membawa Pak Mark ke rumah sakit terdekat.
Ternyata nyawa Pak Mark tidak terselamatkan.
Dokter mengatakan Pak Mark terkena serangan jantung pertama dan tidak bisa bertahan.
Singkat cerita Pak Mark dikuburkan sesuai dengan agamanya.
Beberapa hari setelahnya pihak bank datang ke keluarga dan mengatakan bahwa Pak Mark mengambil pinjaman.
Pinjaman tersebut atas nama Pak Mark pribadi. Total pinjaman mencapai Rp 5 M untuk modal usaha.
Wow sontak anggota keluarga kebingungan darimana uang Rp 5 M untuk melunasinya? belum lagi bunganya.
#2 Orang tua meninggal mewariskan harta, tetapi tidak ada surat wasiat
Permasalahan yang paling sering terjadi adalah orang tua yang meninggal dan tidak membuat surat wasiat.
Akhirnya satu keluarga menjadi ribut dan terjadi perang saudara.
Di Indonesia banyak sekali kejadian perang saudara, karena masalah harta.
Lebih parahnya ada kasus sengketa waris yang berujung dengan klenik (bantuan dukun, guna-guna, santet) dan sampai pembunuhan gara-gara rebutan warisan (disebut sengketa waris).
Salah satunya kasus yang saya ambil dari Tribunnews.
Cerita ini saya ambil dari Tribunnews Makasar dengan judul: Ini 8 Fakta Penemuan 4 Tengkorak di Banyumas, Rebutan Harta Warisan, Dibunuh Saudara & Keponakan? (Sumber Referensi 13).
Saya bantu buat digaramnya:
Beberapa poin penting dalam berita tersebut.
- Selasa, 27 Agustus 2019 seorang warga bernama Rasman bekerja di rumah MS sedang membersihkan kebun. Cangkul yang digunakannya ternyata mengenai kain dan tengkorak.
- Temuan tersebut dilaporkan ke kepala dusun dan diteruskan ke polisi.
- Polisi melakukan tes DNA dan ternyata identitas korban terungkap, yaitu RAT, YON, HER dan PIP.
- Polisi menemukan fakta kejadian sadis ini terjadi pada 9 Oktober 2014 (5 tahun yang lalu, tahun terungkap 2019). Polisi melakukan penyelidikan dan diketahui bahwa MIN adalah pelaku utama pembunuhan berencana dan dibantu anak-anaknya SAN, IRV dan ACH.
Kronologi pembunuhannya:
- 9 Oktober 2014, MIN (pelaku) membawa MS ke rumah disebelah, dengan alasan untuk pengobatan.
- YON saat itu sedang mandi. IRV memukulkan besi ke YON saat keluar dari kamar mandi. ACH menambahkan dengan memukulkan gas 3 kg ke arah korban.
- Mayat YON dibawa ke kamar.
- Pelaku IRV dan ACH duduk di ruang tengah, menunggu korban ke-2 (RAT).
- Rat pulang dari tempat kerja dan masuk ke ruang tengah. Korban RAT dipukul dengan menggunakan besi dan tabung gas. Mayat RAT ditumpuk bersama korban pertama YON.
- Korban ketiga yaitu HER juga dihabisi dengan cara yang sama.
- Tak diduga, ternyata PIP (anak RAT) datang dan membuat pelaku IRV dan ACH panik. Akhirnya pelaku membunuh PIP.
- Seluruh jasad ditumpuk dalam kamar dan rencananya akan dikuburkan besok harinya.
- IRV dan ACH pagi-pagi membuat lubang untuk mengubur. Keempat jasad dimakamkan pada malam hari.
- Pelaku SAN, berperan menjual barang-barang korban.
Perencanaan pembunuhan tersebut terjadi karena pertikaian harta MS. Ternyata beberapa tahun lalu sering terjadi cekcok antara MIN (pelaku utama) dengan saudaranya RAT, YON dan HER.
Harta yang diributkan adalah 298 meter persegi. Di lahan tersebut ada dua rumah yang ditinggali MS dengan empat korban dan empat pelaku.
Saya juga kaget membaca penjelasan ini, ternyata masalah warisan bisa membuat pertikaian dan sampai terjadi pembunuhan.
Inilah yang namanya bom waktu, karena masalah WARIS.
#3 Ada orang lain yang mengaku ahli waris (misal istri simpanan)
Ketika belajar mengenai financial planning, salah satunya adalah istri simpanan menguasai harta warisan.
Jadi kasusnya adalah:
Ada seorang bapak-bapak dan meninggal dunia.
Bapak tersebut meninggalkan seorang istri dan 2 orang anaknya.
Beberapa hari setelah pemakaman, ternyata ada ibu-ibu yang datang ke rumah.
Ibu tersebut mengaku, bahwa almarhum dan dirinya memiliki hubungan pernikahan.
Ibu ini datang dengan tujuan meminta bagian waris.
Menurut Kamu, bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkan?
Wajar kan, kalau seluruh anggota keluarga kaget dan ingin marah.
Cuma, masalahnya marah tidak bisa menyelesaikan masalah.
Dan tokoh utama sudah meninggal, sehingga tidak ada yang dapat mengklarifikasi kebenarannya.
Hal ini pernah terjadi di Indonesia, baik secara legal maupun ilegal.
Proses pewarisan atau disebut distribusi kekayaan, bisa menjadi masalah besar dan runyam.
Sebenarnya masalah ini bisa dihindarkan jika orang tua memiliki literasi keuangan atau melek finansial.
#4 Tidak ada uang kontan, untuk mengurus harta waris
Pada saat mengambil kuliah Certified Financial Planning, dosen saya juga berceriat salah satu kasus yang sering ditanganinya.
Proses pemindahan aset (distribusi kekayaan) membutuhkan modal. Sayangnya banyak orang tua tidak mempersiapkan modal tersebut.
Ada seorang Bapak yang kaya luar biasa (the crazy rich :D), meninggal dan memiliki aset sebesar Rp 50 Miliar.
Aset tersebut berisi tanah dan bangunan, senilai Rp 40 Miliar.
Sisanya harta senilai Rp 10 Miliar berada di dalam deposito.
Bagaimana proses pemindahan asetnya (distribusi kekayaannya)?
Tahukah Kamu, ternyata ada pajak bea ganti nama atas properti dan tanah yang besarnya 5% (dan diskon 50% untuk ahli waris).
Jadi total bea balik nama yang harus disiapkan adalah 2,5%.
= 2,5% x Rp 40 Milliar
= Rp 1 Milliar
Jadi keluarga yang ditinggalkan perlu dana sebesar Rp 1 Miliar (uang kontan) untuk mengurus perpindahan aset (tanah dan bangunan). Nah uang darimana?
Dari deposito?
Tidak semudah itu Bapak / Ibu, karena memindahkan deposito ketika pemiliknya meninggal butuh proses.
Setidaknya bank ingin memastikan siapa ahli waris yang sah.
Sebagai perencana keuangan, kita berusaha melihat sebuah proses distribusi kekayaan dalam gambar besar.
- Kita menganalisa terlebih dahulu siapa ahli waris yang berhak menerima? Mereka masing-masing dapat berapa?
- Bagaimana prosesnya supaya legal secara hukum?
- Apa saja risiko atau biaya yang keluar pada saat terjadi perpindahaan kekayaan?
- dan lain sebagainya
Itu semua butuh yang namanya Melek Finansial dan Literasi Keuangan.
Jangan sampai keluarga Kamu juga mengalami kesalahan yang sama seperti kasus di atas.
Permasalahan distribusi kekayaan memang sulit, tetapi lebih sulit lagi kalau tidak ada yang diwariskan.
Betul?
#5 Orang tua tidak bisa mewariskan apa pun
Salah satu penyebab orang kaya makin kaya adalah karena orang kaya mewariskan kekayaannya.
Salah satu penyebab orang miskin makin miskin adalah karena orang miskin tidak mewariskan aset ke anaknya.
Nah bagaimana konsep mewariskan aset dan penghasilan?
Coba perhatikan gambar di bawah ini
Keterangan:
- Kamu adalah generasi pertama. Kamu berinvestasi rutin setiap bulannya dan membeli properti 1 yang bisa menghasilkan pemasukan (contoh kos-kosan).
- Ketika Kamu meninggal dunia, properti ini diwariskan ke anak (generasi 2).
- Properti 1 yang Kamu wariskan akan menghasilkan pemasukan untuk anak Kamu (pemasukan untuk generasi 2).
- Anak Kamu pastinya kan bekerja dan menghasilkan pemasukan. Dia berinvestasi dan membeli properti 2. Properti 1 dan 2 akan menjadi aset untuk cucu Kamu (generasi 3) dan seterusnya.
Seperti yang kita ketahui bersama, hidup 20 tahun lalu dengan hidup zaman sekarang berbeda jauh.
Apa yang berbeda?
Kebutuhan manusia modern menjadi sangat besar.
20 tahun lalu (sekitar tahun 1999) kita tidak masalah jika hidup sehari tanpa handphone.
Sekarang kita hidup butuh handpone, bahkan smartphone yang memerlukan kuota.
Kita butuh minum kopi di tempat yang keren, supaya lebih eksis.
Kita butuh liburan ke luar negeri, karena konsep YOLO.
Kita butuh isi dompet online untuk mendapatkan diskon (yang katanya bisa bikin lebih hemat).
Coba bayangkan jika Kamu diwariskan sebuah rumah kos-kosan yang bisa mendatangkan pemasukan.
Kamu tentunya lebih terbantu kan?
Coba bayangkan jika orang tuamu tidak melek finansial dan tidak mewariskan aset ke Kamu, apa risikonya?
(please, don’t baper: ga usah dibayangin, kenyataannya sudah begitu kok 🙂 )
Coba bayangkan jika Kamu tidak melek finansial dan tidak mewariskan aset ke anak Kamu, apa risikonya?
Coba bayangkan Kamu mewariskan aset ke anak.
Karena Anak Kamu tidak melek finansial, maka dia tidak mewariskan aset ke cucu, apa risikonya?
Kesalahan-kesalahan dalam hal keuangan, bisa berdampak ke generasi-generasi selanjutnya. Oleh sebab itu, melek finansial dan literasi keuangan adalah hal penting di era sekarang.
Di Finanansialku.com kami memiliki edukasi berkaitan dengan distribusi kekayaan (wealth distribution):
Mengamankan Proses Distribusi Waris: bagaimana cara menyiapkan aset untuk diwariskan, menentukan orang dan jumlahnya, membiayai proses distribusi kekayaan, perpajakan waris dan sengketa akibat waris.
Pastikan Kamu dan orang tua, memiliki pemahaman yang sama dengan konsep Waris.
Pemahaman konsep WARIS yang betul, akan mempermudah untuk generasi selanjutnya (ya Kamu, anak kamu, cucu kamu, cicit kamu).
Kamu dapat lihat penjelasan Warisan di video berikut ini:
Berbicara waris, saya sempat membahas mengenai pajak atas warisan.
Salah satu bagian penting dalam perencanaan keuangan adalah pajak.
Orang yang literasi keuangannya rendah, seringnya tidak paham mengenai pajak.
Padahal orang kaya mendapat banyak keutungan dari UTANG dan PAJAK.
Yuk kita bahas mengenai Pajak di Halaman 9.
Leave A Comment