#3 Kolektor (Bukannya Investor) Produk Keuangan

Guys, apakah Kamu pernah berpikir, kenapa ada investor kaya dan ada investor miskin?

 

Benjamin Graham, seorang maha guru investment (Beliau adalah gurunya orang terkaya nomor tiga dunia Warren Buffett), pernah mengatakan:

The essence of investment management is the management of risks, not the management of return.

Benjamin Graham

 

Menurut saya, perbedaan mindset investor kaya dan investor miskin adalah:

  • Investor kaya berpikir mengenai managing risk.
  • Investor miskin berpikir mengenai return.

 

Saya sering memperhatikan kenapa orang gagal (dan rugi besar) dalam investasinya. Berikut ini beberapa hasil temuan saya:

 

Investor Selalu Dealing dengan Return dan Risk

Saya sering memperhatikan orang yang berinvestasi dengan pendekatan tidak mau rugi. 

Sebenarnya tidak salah, jika ada orang yang berpikir tidak mau rugi (besar). Ya siapa juga yang mau investasi tapi rugi kan? Saya pribadi juga tidak mau. 

 

Berbicara mengenai AMAN sebenarnya, pendekatan yang lebih tepat adalah Manajemen Risiko.

Menurut saya, investasi itu seni untuk mengelola risiko dan mendapatkan keuntungan. 

 

Pada saat saya mempelajari investasi, saya pernah berpikir hubungan antara risk dan return.

Apakah benar high riskhigh return dan low risklow return?

Kenapa tidak ada low risk, high return?

 

Coba lihat gambar berikut ini:

Literasi Keuangan - Investasi 2 Mata Koin - Melvin Mumpuni

2 Mata Uang: Depan dan Belakang

 

Saya punya dua koin mata uang, yang satu  Rp 1.000 dan satunya lagi Rp 500

Masing-masing koin memiliki dua sisi, yaitu sisi depan dan sisi belakang.

 

Jika saya coba lempar kedua koin tersebut secara bersamaan, ada berapa kemungkinan terjadi?

Coba pikirkan dulu jawabannya 😀

 

 

Yes betul, jawabannya adalah 4 peluang kejadian, yaitu:

Literasi Keuangan -  4 Peluang Kejadian - Melvin Mumpuni

Dua Mata Koin yang Dilempar menghasilkan 4 Peluang Kejadian

 

Apa hubungannya dengan investasi?

  • Mari kita analogikan uang Rp 1.000 adalah return dan uang Rp 500 adalah risk.
  • Bagian depan artinya tinggi. Jadi Rp 1.000 depan artinya return tinggi.
  • Bagian belakang artinya rendah. Jadi Rp 1.000 belakang artinya return rendah.

 

Ada berapa peluang kejadiannya?

Yup seharusnya ada 4 yaitu:

  1. High Risk High Return –> pada umumnya begini.
  2. High Risk Low Return –> tidak ada yang mau, kecuali investor bodoh atau kena tipu investasi bodong.
  3. Low Risk High Return –> ini yang orang cari
  4. Low Risk Low Retun –> pada umumnya begini.

 

Mari kita bahas satu persatu:

 

#1 Low Risk Low Return dan High Risk High Return

Pada umumnya semua sales keuangan dan perencana keuangan rata-rata mengatakan hal yang sama: low risk low return dan high risk high return.

 

Apakah hal tersebut salah?

Tidak, karena memang kenyataannya banyak produk investasi yang dibuat dengan asumsi high risk high return dan low risk low return.

 

Saya tidak perlu membahas hal ini, karena semua orang sales keuangan dan para perencana keuangan (pada umumnya) sudah membahas produk investasi jenis high risk high return dan low risk low return.

 

#2 High Risk Low Return

Apakah Kamu mau berinvestasi di produk yang risikonya tinggi dan return nya kecil (bahkan nyaris tidak ada alias rugi)? 

Akal sehat kita mengatakan TIDAK, betul?

 

Tapi datanya mengatakan hal sebaliknya lho.

Melansir dari sumber Liputan6.com (sumber referensi 9), Pak Wimboh mengungkapkan:

Seperti kita ketahui, total kerugian akibat kegiatan investasi ilegal dalam 10 tahun terakhir mencapai lebih dari Rp 100 triliun.

Wimboh Santoso, Kepala OJK periode 2017 – 2022

 

Coba bayangkan total kerugian mencapai lebih dari Rp 100 Trilliun. 

Apakah kamu tahu berapa jumlah “0” di Rp 100 Trilliun? 😀

 

Ada investasi bodong yang berbentuk penawaran bisnis, forex, saham, emas dan lain sebagainya.

 

Bahkan ada Investasi Bodong Syariah, sudah dengar beritanya?

Salah satunya dalah GTIS, dengan total kerugian Rp 1 Trilliun (lihat sumber referensi 10).

Investasi Bodong GTIS Syariah

Investasi Bodong GTIS Syariah, Sumber Gambar 8

 

Biasanya orang-orang yang menjadi korban investasi bodong adalah: 

  1. Orang dengan literasi keuangan rendah dan
  2. Orang serakah, tidak mau pusing, tidak mau repot, maunya hasil cepat dan return besar.

 

Bagaimana serem kan, investasi bodong saja laku sampai Rp 1 Trilliun (dan bahkan lebih)?

 

#3 Low Risk High Return

Terakhir investasi yang low risk high return.

 

Apakah ada investasi yang jenis low risk high return?

  • Bayangkan jika ada investasi jenis low risk high return, maka investasi yang low risk low return dan high risk high return tidak akan laku donk?
  • Bayangkan jika ada investasi jenis low risk high return, maka tidak ada orang miskin donk?

 

Jawabannya ada, tetapi ada harga yang harus dibayar.

Saya mau bercerita mengenai perbedaan RISIKO dan BERISIKO.

 

Guys, menurut kamu apa bedanya RISIKO dan BERISIKO?

  • Risiko adalah yang menempel pada produk / obyek.
  • Berisiko adalah yang menempel pada individu / pelaku.

 

Menyetir mobil pasti memiliki risiko, yaitu ditabrak atau menabrak.

Tetapi menyetir mobil sambil bermain WhatsApp adalah tindakan yang berisiko. 

 

Get my point?

  • Reksa dana adalah investasi yang mengandung risiko. Investasi reksa dana tanpa tahu tekniknya, itu berisiko.
  • Saham adalah investais yang mengandung risiko. Investasi saham tanpa tahu tekniknya, itu berisiko.

 

Jadi orang yang memiliki literasi keuangan, akan mengetahui bagaimana cara memperkecil risiko sekaligus memperbesar potensi keuntungannya. Ingat investasi adalah seni mengelola risiko, bukan mengelola return.

 

Investor atau Kolektor?

Karir pekerjaan professional pertama saya adalah seorang bankir. 

Saya bertugas untuk memasarkan produk-produk keuangan, seperti deposito Rp 500 juta ke atas, reksa dana (mutual fund), banc assurance (di dunia asuransi disebut unitlink) dan surat utang pemerintah.

 

Suatu ketika saya pernah mengunjungi calon nasabah. Saya ingin bermaksud menawarkan untuk buka deposito di bank saya. 

Percakapan dimulai dengan obrolan santai di sore hari.

Kemudian masuk ke inti, yaitu buka deposito.

 

Ternyata calon nasabah saya ini sudah memiliki beberapa deposito di bank lain. Parahnya bank lain beri bunga deposito lebih besar daripada yang saya tawarkan.

 

Kemudian saya mencoba menawarkan produk kedua yaitu REKSA DANA (mutual fund). Seingat saya nama produk yang saya jual adalah SDI (Schroder Dana Istimewa).

Herannya calon nasabah saya ini sudah memiliki SDI. Beliau sudah membeli produk SDI sejak satu tahun yang lalu.

Literasi Keuangan - SDI Bloomberg  - Melvin

Chart Schroder Dana Istimewa. Sumber Gambar 9

 

Terakhir saya mencoba menawarkan produk banc assurance. Beliau melihat-lihat proposal yang saya bawa dan tampak tertarik. Saya sangat happy melihat reaksinya, pada saat melihat penawaran saya.

Tak terlalu lama, Beliau masuk ke dalam dan mengambil beberapa polis. 

Ternyata Beliau sudah memiliki lebih dari 5 polis banc assurance. 

 

Pertanyaan saya pada saat itu adalah: ini orang investor atau kolektor produk keuangan?

Kok Beliau punya semua produk keuangan?

 

Investor pemula, seringkali fokus pada produk keuangan. 

Mereka tidak fokus pada rencana (planning).

 

Robert T. Kiyosaki pernah mengatakan:

Investing is a plan, not a product or a procedure.

Robert T. Kiyosaki

 

Investasi adalah sebuah rencana, bukan opsi untuk membeli produk A atau produk B yang bisa memberikan garansi keuntungan. Seorang professional investor harus memiliki sebuah rencana investasi dan jalankan rencana tersebut.

 

Bahkan rencana investasi Kamu lebih penting daripada produk keuangan, kok bisa?

Karena produk investasinya, produk keuangannya bisa berganti-ganti yang paling penting tujuan keuangan Kamu tercapai. Setuju?

 

Saya menggambarkan investasi sebagai sebuah kendaraan. Yes kendaraan untuk mewujudkan tujuan keuangan Kamu.

Literasi Keuangan - Investasi Sebagai Kendaraan - Melvin

Investasi adalah sebuah kendaraan. Sumber Gambar 10

 

Seperti yang Kamu ketahui, ada banyak kendaraan atau alat transportasi untuk pergi dari Jakarta menuju ke Bandung. Kita pilih kendaraan yang sesuai budget, aman dan waktu tempuhnya. Itulah yang namanya rencana perjalanan. 

 

Begitu juga dengan investasi kita. Berapa yang harus diinvestasikan setiap bulannya? Berapa target investasinya? Apa saja produknya?

 

Saya meyakini tidak ada resep untuk suatu produk investasi.

Investasi itu adalah suatu rencana yang sangat-sangat personal. Bisa jadi strategi yang saya guakan untuk klien A berbeda untuk klien B. 

 

Di Finansialku.com, kami membuat sebuah rencana keuangan dan rencana investasi yang khusus untuk setiap klien.

  • Tidak ada rumusan pasti, kalau risk profile agresif pilihannya A, B, C
  • Kalau risk profile moderate, pilihannya produk D, E, F

 

Jadi apa yang harus dilakukan sebagai seorang professional investor (setidaknya inevestor yang melek finansial)?

Jika Kamu ingin lebih jago di investasi, maka di Finansialku ada beberapa pelatihan yang membahas:

  1. Goal Based Investment: bagaimana cara menyusun sebuah rencana investasi yang dapat mewujudkan tujuan keuangan kita?
  2. Risk Return Analysis: bagaimana memilih produk keuangan dan memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus mengurangi risiko? 

 

Supaya Kamu lebih paham dengan penjelasan saya, maka silakan tonton video berikut ini:

 

Setelah Kamu mengetahui mengenai cash flow, proteksi dan investasi, maka Kamu juga perlu menjahit semuanya menjadi sebuah peta atau WAZE atau MAPS. 

Tentunya keren kan, kalau Kamu punya sebuah WAZE untuk keuangan Kamu?

 

Yuk kita bahas WAZE atau MAPS Keuangan Kamu di Halaman 6.