Financial Wellness Karyawan adalah topik penting yang perlu di highlight oleh manajamen, karena kesejahteraan karyawan, berpengaruh terhadap kinerja dan produktifitas karyawan.
Pertanyaan besar, apa saja masalah keuangan yang dihadapi karyawan?
Salah satu perusahaan konsultan, PWC mengadakan survei financial wellnness for employee dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Ternyata tiga permasalahan terbesar adalah:
- Tidak memiliki dana darurat untuk membiayai pengeluaran tidak terduga, sebesar 48%.
- Tidak bisa memenuhi kebutuhan bulanan, sebesar 30%.
- Di PHK dari tempat kerjanya, sebesar 19%.
Apa artinya angka-angka tersebut?
Tidak Memiliki Dana Darurat (Emergency Fund)
Kebanyakan orang Indonesia, tidak terbiasa memiliki dana darurat. Dana darurat ini sebenarnya:
Dana yang disiapkan terpisah, yang digunakan untuk pengeluaran yang tidak terduga dan dana cadangan (reserve fund).
Pengeluaran tidak terduga, misal tiba-tiba anak ada acara study tour, tiba-tiba harus ganti spare part kendaraan yang mahal dan lain sebagainya.
Dana cadangan, misal terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), rotasi jabatan ke luar kota (atau luar pulau). Jika seseorang memiliki dana darurat yang cukup, sebenarnya orang tersebut tidak perlu takut dengan kehilangan pemasukan karena PHK.
Seseorang yang tidak memiliki dana darurat, cenderung akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Dalam bahasa keuangan disebut Kesulitan Likuiditas.
Jika karyawan Anda mengalami kesulitan likuiditas, maka karyawan Anda akan mencari pinjaman. Seperti yang Anda ketahui, namanya orang kepepet pasti cari solusi yang paling cepat (bukan paling murah). Dan ujungnya terjebak dengan rentenir online (pinjaman online ilegal).
Kurang lebih alur berpikirnya seperti ini:
Karyawan Anda terima gaji ditanggal 25 dan dipakai untuk belanja kehidupan bulanan (plus bayar utang). Kemudian tanggal 15 bulan berikutnya sudah kekurangan uang (baca: kesulitan likuiditas).
Karena masih perlu hidup dari tanggal 15 sampai dengan tanggal 25 bulan berjalan, maka carilah pinjaman mulai dari kas bon perusahaan (biasanya manis-manis waktu pengajuan pinjaman), pinjaman dari keluarga (biasanya malu-malu) dan peluru terakhir adalah pinjaman online (paling gampang adalah pay day loan).
Coba cek video liputan khusus mengenai pinjaman online ilegal dari Kumparan:
Ketika sudah terjebak dengan pinjaman online, karyawan Anda mulai stress dan tidak produktif. Dan bisa jadi menghalalkan segala cara (termasuk melakukan fraud).
Sebagai manajemen atau atasan, Anda tidak mau kan karyawan Anda terjebak pinjaman online ilegal?
Mari kita bahas bagian berikutnya, fenomena gaji 15 koma. Tanggal 15 langsung koma (baca: gajinya sudah habis di tanggal 15). Berlanjut di Halaman 2.
Leave A Comment