Banyak orang mengira masalah keuangannya karena mereka tidak dapat mengatur pengeluaran (baca: boros). Menurut pengalaman saya, 60% permasalahan keuangan bukan karena pengeluaran terlalu besar, melainkan penghasilan terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan hidup dan/atau cicilan terlalu besar.
Sebagai perencana keuangan, saya menyimpulkan beda penyakit, beda obatnya.
Tidak semua masalah keuangan dapat diselesaikan dengan hanya berhemat atau hanya menambah pemasukan.
Saya akan membahas beberapa hal:
3 Masalah Keuangan: Beda Penyakit, Beda Obat 💊
Saya memahami sekolah atau kampus tidak mengajarkan murid-mudinya cara mengatur keuangan (financial management). Padahal mengatur keuangan adalah salah satu skill yang dibutuhkan untuk kehidupan. Tidak heran, jika banyak orang kesulitan mengatur keuangannya.
Sebenarnya ada 3 masalah keuangan utama, khususnya terkait arus kas (cash flow). Arus kas terdiri dari uang masuk dan keluar. Tiga masalah tersebut adalah:
Contoh sebuah keluarga di Jakarta terdiri dari suami, istri dan 2 orang anak. Penghasilan bulanan keluarga tersebut Rp 5 juta. Istri bekerja sebagai ibu rumah tangga dan 2 orang anak usia sekolah SD.
Menurut kamu apakah penghasilan Rp 5 juta/bulan cukup, dengan hidup hemat?
Silakan tulis pendapatmu di kolom komentar ✏️
Pasti kamu bertanya dalam hati,
“hah mana cukup?”
Tapi UMR (upah minimum regional) Jakarta di tahun 2025 adalah Rp 5 juta per bulan 🤔
Lalu bagaimana cara menentukan penghasilan yang cukup layak untuk sebuah keluarga? Tentunya jangan dihitung dari UMR. Saran saya tentukan berapa pengeluaran bulanan untuk hidup layak sekeluarga.
- Berapa pengeluaran buat suami?
- Berapa pengeluaran buat istri?
- Berapa pengeluaran buat anak?
- Berapa pengeluaran buat rumah tangga?
Definisi hidup layak artinya kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan, pendidikan) sudah dapat tercukupi.
Misal setelah dihitung, ternyata pengeluaran bulanan untuk hidup layak sekeluarga (suami, istri dan 2 orang anak) butuh Rp 12 juta. Seandainya UMR Jakarta Cuma Rp 5 jutaan, ya orang tersebut perlu cari cara untuk perbesar penghasilan.
Penghasilan cukup, tetapi pengeluaran terlalu besar
40% masalah keuangan yang saya temui adalah pengeluaran terlalu besar atau hidup terlalu boros. Biasanya ada dua penyebab utama yaitu: beban keluarga (generasi sandwich) dan gaya hidup (lifestyle).
Contoh 1: Santi single di kota Jakarta dengan penghasilan Rp 20 juta per bulan. Tapi pengeluaran bulanan Santi mencapai Rp 18 juta, karena membiayai orang tua, melunasi pinjaman orang tua dan juga membiayai kuliah adiknya.
Ayah Santi, sudah meninggal karena sakit dan meninggalkan utang hingga beberapa ratus juta (utang untuk biaya berobat ketika Beliau sakit).
Bagi banyak orang, penghasilan single Rp 20 juta per bulan di Jakarta termasuk sudah cukup kan? Tetapi ternyata tidak bagi Santi.
Bagaimana tanggapanmu dengan kondisi keuangan Santi?
Silakan tulis pendapatmu di kolom komentar ✏️
Contoh 2: Rini single di kota Jakarta dengan penghasilan Rp 20 juta per bulan.
Rini memiliki gaya hidup hedon dan suka FOMO (fear of missing out).
Mulai dari hobby hangout, olahraga karir (lari, golf, tennis, pilates dan padel), kopi tiap hari, perawatan, liburan dan lainnya. Jadi penghasilan Rp 20 juta per bulan seringkali ngepas, bahkan kurang.
Menurut saya Rini termasuk dalam kelas menengah yang terjebak dengan pola hidup konsumtif.
Bagaimana tanggapanmu dengan kondisi keuangan Rini?
Silakan tulis pendapatmu di kolom komentar ✏️
Bagaimana solusinya?
Sebagai perencana keuangan, solusi saya untuk Santi dan Rini akan berbeda. Saya akan bahas solusi untuk Santi yang generasi sandwich pada akhir artikel.
Saya ingin bahas solusi untuk Rini. Menurut saya, seandainya penghasilan sudah cukup dan pengeluaran besar, maka satu-satunya solusinya adalah mengurangi pengeluaran.
Caranya:
- Benerin dulu mindset keuanganmu, jangan-jangan ada trauma atau pola asuh yang salah.
- Mulai buat blueprint, rencana keuangan jangka menengah dan panjang.
- Mulai atur ulang anggaran (budgeting) dengan cara smart spending.
Cicilan terlalu besar, karena terlalu banyak pinjaman
Contoh: Keluarga Pak Sandi memiliki penghasilan Rp 37 juta di Jakarta. Setiap bulan pak Andre membayar Rp 17-19 juta untuk cicilan KPR, KTA (pinjaman tunai dari kartu kredit) dan tagihan kartu kredit.
Seharusnya penghasilan Rp 37 juta per bulan, cukup bagus, tetapi masih belum cukup karena lebih dari separuh gajinya dipakai untuk bayar cicilan.
Bagaimana tanggapanmu dengan keuangan Pak Sandi?
Silakan tulis pendapatmu di kolom komentar ✏️
Sebagai perencana keuangan, saya menilai cicilan Pak Sandi sudah terlalu besar (>35% penghasilan bulanan) dan tentu kondisi tersebut harus segera diperbaiki. Satu-satunya obat adalah melunasi utangnya, supaya cicilan turun.
Jadi kesimpulannya beda penyakit, beda obat.
Menambal Ember Bocor: Beresin Arus Kas (Cash Flow)
Apa yang dapat kita pelajari dari studi kasus sebelumnya?
Cara menyelesaikan masalah arus kas (cash flow) itu ibarat memenuhi ember bocor.
Coba bayangkan ada ember yang memiliki beberapa lubang. Dan ketika diisi air, tentu saja ember tidak akan pernah penuh, karena banyak lubang. Lalu apa yang harus dilakukan untuk memenuhi ember bocor?

Menambahkan air saja tidak cukup, selama ember masih banyak lubang. Begitupula dengan menutup lubang saja tidak akan memenuhi embernya. Satu-satunya cara memenuhi ember bocor adalah:
- pertama kita tutup dulu lubang-lubangnya,
- kemudian kita tambahkan air (usahakan lebih dari satu sumber air).
Ember bocor itu ibarat keuangan kamu yang lagi bocor.
Gimana cara menambal keuangan yang bocor?
Kamu perlu cari tahu dimana letak bocor-bocornya.
Setiap orang pasti punya pengeluaran-pengeluaran kecil yang tidak kamu sadari (latte factor). Coba kurangi pengeluaran-pengeluaran kecil tersebut, seperti:
- Minum kopi dan nongkrong
- Nge vape, rokok dll
- Subscribe layanan digital
Kemudian, kamu juga perlu menambah penghasilan.
Lalu bagaimana cara menambah penghasilan? Yuk kita bahas.
Cara Menambah Penghasilan
Sebagai perencana keuangan saya memperhatikan cara seseorang memperbesar penghasilannya.
Ternyata ada 2 cara untuk memperbesar penghasilan: menambah sumber penghasilan (horizontal) dan meningkatkan penghasilan dari sumber yang ada (vertikal).

Seorang karyawan dapat meningkatkan penghasilan secara vertikal dengan meningkatkan jenjang karirnya, mulai dari staf, supervisor, manager hingga direksi.
Selain itu seorang karyawan juga dapat meningkatkan penghasilan secara horizontal dengan berinvestasi saham dan membeli waralaba.
Pertanyaan berikutnya, darimana sumber-sumber penghasilan seseorang?
Coba explore 9 Pintu Rezeki 🚪
Pada dasarnya penghasilan seseorang dapat berasal dari 3 kategori utama yaitu:
- penghasilan aktif (active income),
- penghasilan investasi (investment income) dan
- penghasilan pasif (passive income).

Penghasilan Aktif (Active Income)
Penghasilan aktif adalah penghasilan yang didapat karena seseorang menukarkan waktu, tenaga, pikiran dan perasaan untuk mendapatkan uang. Kuncinya kita (manusia) bekerja dan menghasilkan pemasukan.
Jargon yang paling terkenal adalah kerja 4 AS: keras kerjas, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tunstas. Seperti penjelasan berikut ini:
Penghasilan aktif memiliki 3 jenis, yaitu:
1. Earned Income (Pendapatan)
Penghasilan yang kamu dapat dari bekerja, umumnya menawarkan services (jasa).
Contoh:
- Gaji, bonus dan tunjangan dari pekerjaan di kantor.
- Honor freelance, MC, tenaga ahli dan lainnya.
- Komisi atau fee dokter, pengacara, perencana keuangan, agen asuransi, agen property atau konsultan.
2. Profit Income (Penghasilan dari Berdagang)
Penghasilan yang kamu dapat dari jual beli barang. Orang yang berdagang (trading) disebutnya pedagang (trader). Setiap pedagang tahu output dari berdagang adalah untung (profit) atau buntung (loss). Contoh: Seseorang berdagang bakso, dagang baju atau dagang saham.
Banyak pebisnis besar memulai dari profit income, termasuk orang-orang yang berdagang online di Tokopedia, Shopee atau membangun websitenya sendiri.
Selain berdagang barang-barang fisik, sekarang ini banyak orang melakukan trading produk-produk keuangan (saham, kripto, forex, emas, minyak bumi dan komoditi lainnya) sebagai salah satu cara mendapatkan penghasilan tambahan.
3. Residual Income (Penghasilan dari Proyek)
Penghasilan dari proyek-proyek (orang sebut proyekan) dan sifatnya tidak reguler. Contoh: Kamu bekerja di kantor sebagai social media manager. Suatu ketika kamu diundang mengisi workshop.
Penghasilan Investasi (Investment Income)
Penghasilan investasi, adalah penghasilan yang didapat karena uang kecil bekerja atau bertumbuh menjadi uang besar. Kuncinya nilai uang bertumbuh menjadi semakin besar atau menghasilkan pemasukan.
Penghasilan investasi terdiri dari 3 jenis yaitu:
4. Capital Gain Income (Keuntungan dari Aset Naik Nilai)
Penghasilan dari kenaikan nilai aset. Contoh capital gain:

Kamu beli saham ANTM (PT Aneka Tambang Tbk) di harga Rp 785 per lembar.
Lima tahun kemudian, kamu jual di harga Rp 2.910 per lembar. Kamu akan mendapat keuntungan sebesar Rp 2.125 per lembar. Seandainya kamu investasi Rp 100 juta di saham ANTM pada 14 Agustus 2020, maka di tahun 2025 uang kamu sudah menjadi Rp 370 juta.
Selain saham, capital gain juga dapat berasal dari kenaikan harga emas, reksa dana, properti, koleksi barang langka, aset digital (Bitcoin) dan lainnya.
Capital gain adalah salah satu cara memperbesar modal dan aset yang digunakan orang-orang kaya. Misal klien-klien pendampingan investasi (investment advisory) di Finansialku, investasi Rp 100 juta di saham ARCI (tahun 2024-2025) dan mengalami kenaikan hingga 100% dalam setahun.
5. Dividend Income (Bagi Hasil)
Penghasilan dari bagi hasil keuntungan bisnis atau perusahaan yang kamu miliki sebagian / seluruh sahamnya. Contoh dividend:
- Melanjutkan contoh saham ANTM di atas, dalam 5 tahun kamu mendapatkan dividend sebesar Rp 414,82 per lembar saham. Jika kamu investasi kurang lebih Rp 100 juta (tanggal 14 Agustus 2020), maka dividend yang kamu dapat dalam 5 tahun (sampai dengan 13 Agustus 2025) mencapai Rp 52,8 juta.
- Kamu patungan bisnis laundry bersama teman. Kamu ikut suntik modal kurang lebih 20% dari total modal bisnsi. Sekarang ini kamu menerima bagi hasil setiap tiga bulan sekali.
6. Interest Income (Penghasilan dari Bunga)
Penghasilan yang berasal dari bunga simpanan atau instrumen keuangan tertentu. Contoh: Bunga dari deposito, obligasi negara (SBR, ORI), efek beragun aset (EBA Ritel) atau peer-to-peer lending.
Penghasilan Pasif (Passive Income)
Penghasilan pasif, adalah penghasilan yang didapat karena aset kita bekerja dan menghasilkan pemasukan. Kuncinya aset bekerja dan menghasilkan pemasukan.
Penghasilan pasif terdiri dari 3 jenis, yaitu:
7. Rental Income (Penghasilan dari Sewa)
Penghasilan yang berasal dari menyewakan aset. Contoh: sewa rumah, sewa kendaraan, sewa kamera dan lainnya.
8. Royalty Income (Penghasilan dari Kekayaan Intelektual)
Royalti datang dari hak cipta (intellectual property) atas karya atau sistem yang kamu buat. Contoh:
- Kamu pernah menulis buku, sehingga mendapat royalti per penjualan.
- Kamu menciptakan lagu, video YouTube atau aplikasi, sehingga kamu mendapat komisi dari pemakaian.
- Kamu punya jaringan di bisnis MLM atau asuransi, sehingga kamu dapat royalti dari kerja tim (overriding bonus).
9. Franchise Income (Penghasilan dari Waralaba)
Penghasilan yang kamu dapatkan dari bisnis waralaba. Contoh: kamu punya satu cabang waralaba Indomaret, Alfamart atau waralaba lainnya.
Bagaimana cara mempraktikan 9 Pintu Rezeki 🚪? Saya jelaskan di online course yang berjudu Income Breakthrough: 9 Pintu Rezeki.
Cara Mengurangi Pengeluaran
Bicara mengenai cara mengatur keuangan, mungkin kamu berpikir ada persentase tertentu (yang ideal) dalam mengatur keuangan.
Mungkin kamu pernah mendengar cara mengatur uang dengan prinsip 50:30:20 atau 40:30:20:10.

Sebagai perencana keuangan saya tidak pernah mengajarkan atau memaksakan prinsip-prinsip tersebut. Menurut saya pribadi, cara mengatur keuangan dengan persentase tersebut terlihat mudah, tetapi TIDAK APPLICABLE.
Lalu bagaimana solusinya?
Sebagai perencana keuangan, saya menyarankan 3 hal:
- Smart Budgeting: Ubah Prioritas Keuangan
- Mindful Spending: Framework MOSCOW
- Bedakan Sumber Uang untuk Kebutuhan dan Keinginan
Kita bahas satu persatu:
Smart Spending: Ubah Prioritas Keuangan
Bayangkan hari ini adalah tanggal gajian. Kamu buka aplikasi mobile bangking dan uang sudah masuk ke rekeningmu.
Kira-kira apa pengeluaran pertama kamu?
Boleh tulis pendapatmu di kolom komentar ✏️
Saya sering menanyakan pertanyaan tersebut di acara in house training. Umumnya jawaban para peserta adalah: bayar cicilan (termasuk KPR, kartu kredit, pinjol, dll), pengeluaran rumah tangga dan bayar sewa. Itulah PRIORITAS PENGELUARAN kebanyakan orang.
Jika kamu salah menentukan prioritas, maka hasilnya juga akan salah. Oleh sebab itu saya sarankan rubah prioritasnya menjadi seperti berikut ini:
Buat Budgeting (Prioritas)
Penghasilan dari gaji bonus dan tunjangan kita sebut sebagai pemasukan. Pemasukan tersebut akan dipotong pajak penghasilan. Penghasilan setelah pajak biasanya kita sebut take home pay.
Setelah itu saya saranakan langsung donasi. Ada 3 keuntungan donasi rutin di awal, yaitu kita dapat bersyukur atas rezeki yang kita terima, kita lebih bahagia karena berbagi dan kita tidak terikat dengan uang (melepas keterikatan).
Setelah itu kamu dapat mulai menabung untuk dana darurat atau investasi. Jika kamu belum punya dana darurat, saya menyarankan mulai menabung supaya di rekeningmu ada uang sekitar 6 – 12 kali pengeluaran bulanan.
Dana darurat adalah uang yang disiapkan terpisah, untuk membiayai kebutuhan yang sifatnya penting dan mendadak.
Jika kamu belum memiliki dana darurat, maka FOKUS utama adalah siapkan dana darurat. Kamu tidak perlu tengok kanan kiri. Jika dana darurat sudah terpenuhi, baru mulai investasi.
Tujuan investasi adalah memperbesar modal (capital gain) atau menambah penghasilan (cash flow). Seperti kata Warren Buffett:
Never depend on a single income. Make an investment to create a second source.
Kemudian beli asuransi untuk proteksi, bayar cicilan dan sisanya habiskan untuk biaya hidup. Jika cicilan kamu terlalu besar, kamu boleh lanjut baca bagian cara melunasi utang.
Coba perhatikan sekali lagi gambar di atas!
Pengeluaran bulanan Rp 4 juta (40% dari penghasilan).
Cukup ga cukup, uang Rp 4 juta dipakai buat hidup selama 1 bulan.
Alias Rp 1 juta tiap minggu. Sekarang kamu atur deh, dengan bijak!
Sampai sini sudah paham, BEDA PRIORITAS BEDA HASIL?
Seiring berjalannya waktu, gaji, bonus dan tunjangan jumlahnya semakin besar. Investasi juga sudah mulai kerasa hasilnya. Mungkin sudah ada uang Rp 100 – 200 juta pertama. Uangnya dapat kamu pakai untuk membeli aset produktif.
Aset produktif adalah aset yang dapat menghasilkan penghasilan pasif.
Disadari atau tidak, kamu sudah mempraktekkan 9 Pintu Rezeki 🚪.
Otomatiskan
Biasanya kita suka lupa untuk donasi, nabung, investasi, karena ada PROMO. Saran saya adalah lakukan secara otomatis. Pakai auto debet, auto transfer, auto saving di aplikasi mobile bangking kamu, misal:
- Setiap bulan auto debet untuk donasi ke gereja atau bayar zakat ke Lembaga Amal Zakat (LAZ).
- Setiap bulan auto debet untuk rekening dana darurat (jika kamu masih fokus di dana darurat). Atau auto invest jika kamu fokus ke investasi.
- Bayar premi asuransi dengan menggunakan kartu kredit dan langsung bayar lunas tagihan kartu kredit. Saya pribadi tidak menyarankan auto debet untuk tagihan kartu kredit, supaya kamu dapat track pengeluaran bulananmu.
Saranku, coba kamu mulai setup pengeluaran-pengeluaran rutin dengan fitur-fitur perbankan: transfer berkala, auto invest. Jujur, saya terinspirasi cara mengatur keuangan dengan otomatis, setelah membaca buku The Automatic Millionaire.
Punya Catatan Keuangan
Vin, apakah kamu mencatat pengeluaran harian?
Untuk pengeluaran pribadi dulu saya mencatat dengan menggunakan aplikasi Finansialku. Sekarang sudah tidak lagi, tetapi saya tracing expenses dengan cara yang berbeda.
Saya tracking pengeluaran dengan 3 cara yaitu:
- Saya memastikan pengeluaran tetap sesuai anggaran dan prioritas.
- Saya lihat dari tagihan kartu kredit. Saya memiliki beberapa kartu kredit, tetapi hanya 1 kartu yang aktif untuk pengeluaran bulanan. Saya selalu cek tagihan kartu kredit.
- Saya cek mutase rekening bulanan. Beberapa aplikasi mobile banking memiliki fitur catatan pengeluaran dan ada kategorinya.
Sangat mudah kan?
Review Berkala
Jika kamu punya catatan pengeluaran, maka kamu dapat review berkala.
Biasanya saya melakukan refleksi, seperti:
- Pengeluaran apa yang cukup besar di bulan tersebut?
- Apakah itu pengeluaran yang sifatnya kebutuhan atau keinginan?
- Apakah saya sudah pantas membelinya?
- Apakah pengeluaran ini akan berulang setiap bulan, setiap tahun atau sesekali saja?
- Apakah saya perlu mengantisipasi pengeluaran ini, untuk tahun depan?
- dan seterusnya.
Saya pribadi melakuakn review setidaknya sebulan sekali, ketika akhir bulan.
Pada akhir bulan saya biasanya:
- bayar tagihan kartu kredit
- mencatat pemasukan
- mencatat pertumbuhan investasi dan review kinerja investasi
Ulangi
Jika kamu sudah jalankan dan cocok dengan caraku mengatur keuangan, maka kamu dapat ulangi saja prosesnya. Saya sudah jalankan dan sejauh ini saya Happy.
Seandainya kamu mengalami kesulitan untuk mengatur atau memprioritaskan keuangan, kamu dapat menghubungi Finansialku. Kami memiliki layanan konsultasi keuangan untuk bantu otomatiskan keuanganmu.
Mindful Spending: Framework MOSCOW
Banyak orang seringkali TIDAK SADAR dengan pengeluarannya.
- Hanya karena satu kantor pakai MacBook, maka saya harus beli.
- Hanya karena satu kelas pakai iPhone, maka saya harus beli.
- Hanya karena satu geng pakai sepatu On, maka saya harus beli
Apakah kamu menyadari pengeluaranmu alias Mindful Spending?
Saya tidak sengaja, menemukan sebuah framework yang digunakan teman-teman di bagian product management untuk mengkategorikan kebutuhan.
Surprisingly, menurut saya framework tersebut dapat digunakan untuk mengkategorikan pengeluaran kita. Namanya frameworknya adalah MOSCOW

Framework MOSCOW terdiri dari:
- Must have: pengeluaran esensial yang harus ada untuk kehidupan / proyek / tujuanmu.
- Should have: pengeluaran yang penting, tetapi perlu dipertimbangkan dengan matang.
- Could have: pengeluaran yang boleh beli, seandainya masih ada anggaran (budget). Kalau ga ada pun, ya ga apa.
- Won’t have: hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan.
Secara tidak sadar, saya menggunakan framework MOSCOW untuk pengeluaran-pengeluaran besar atau proyek baru. Contoh saat kita merencanakan dana pernikahan, membeli rumah, renovasi rumah dan lain sebagainya.
Yuk kita bahas pengalaman merencanakan dana pernikahan saya.
Merencanakan Dana Pernikahan
Pada saat saya merencanakan dana pernikahan, saya ngobrol dengan istri saya (pada saat itu calon istri). Pernikahan seperti apa yang kita harapkan?
Kita samakan ekspektasi terlebih dahulu.
Ternyata kami sama-sama mau pernikahan yang tidak mau ribet, legal secara hukum perkawinan, intimate dan special request dari calon istri maunya di kebun (yes, garden party).
Kemudian saya coba cari beberapa alternatif lokasi untuk pesta kebun di Bandung. Kami merasa point penting di pernikahan kami adalah NGUMPUL dan NGOBROL. Saya mengharuskan MAKANAN ENAK dan JUMLAHNYA CUKUP (jangan sampai makanan kurang di hari H).
Selain itu saya juga request DOKUMENTASI yang MEWAH, karena sampai tua nanti, kita akan mengingat hari bersejarah dalam hidup kami. Dari situ, kami mulai budgeting.
💍Must Have
- Tempat / venue pesta dan gereja.
- Kebutuhan pemberkatan gereja terpenuhi.
- Kebutuhan adminstrasi (catatan sipil) terpenuhi.
- Makanan enak dan jumlah sesuai dengan undangan.
- Dokumentasi yang proper.
💍Should Have
- Jas dan gaun pengantin yang sesuai.
- Dekor yang menyatu dengan alam.
- MC dan music yang mampu meramaikan acara kami.
- Tenda untuk jaga-jaga jika hujan (opsional).
- Mobil pengantin
- Souvenir
- Undangan cetak
- Mainan anak-anak, karena akan ada banyak ponakan yang masih kecil. Menjaga bad mood anak-anak selama di acara pernikahan kami.
- Hotel yang dekat dengan lokasi acara pemberkatan.
💍Could Have
- Cincin pernikahan yang mewah.
- Prewed yang keren harus di luar negeri.
💍 Won’t Have
Elemen yang kami rasa, kayanya kurang sesuai dengan tujuan kami. Kami maunya simple-simple saja.
- Pesta pernikahan siang, jadi ga perlu lampu.
- Kami tidak menggunakan potong kue.
- Kami tidak ada Bridesmaid dan Groomsmen.
Saya tidak mengatakan rencana kami yang terbaik. Tapi saya yakin konsep tersebut yang paling cocok untuk saya dan istri. Dan ini sedikit video pernikahan kami.
Gimana, sudah mulai kebayang cara pakai MOSCOW?
Bedakan Sumber Uang untuk Kebutuhan dan Keinginan
Saya yakin kamu sudah tahu apa bedanya kebutuhan dan keinginan.
- Kebutuhan (needs) adalah sesuatu yang kamu butuhkan untuk bertahan hidup, misal makanan, pakaian dan tempat tinggal.
- Keinginan adalah sesuatu yang mungkin kamu butuhkan, tetapi tidak wajib. Tanpa barang itu pun, kamu masih dapat hidup.
Misalnya:
- Makan makanan dengan gizi seimbang setiap hari adalah sebuah kebutuhan.
- Makan di restaurant mahal adalah keinginan.
Saya yakin kamu dapat membedakan pengeluaran dan keinginan.
Satu hal yang kamu perlu jawab, apakah boleh MEMENUHI KEINGINAN kita?
Menurut saya boleh, sangat boleh.
Di berbagai acara, saya selalu menyampaikan:
“Kamu boleh membeli KEINGINAN, pakai Pendapatan Investasi atau Pasif. Jika membeli KEBUTUHAN, pakai Pendapatan Aktif.”
Dan saya berusaha menerapkan prinsip yang sama ke istri. Kami menggunakan hasil investasi untuk jajan pada saat ke luar negeri (kebetulan tiket pesawat, hotel dan akomodasi sudah disponsori perusahaan rekanan istri ✈️).
Saya yakin dengan 3 strategi di atas, pengeluaran kamu akan lebih terkendali.
Masih ingat dengan tiga masalah arus kas di awal artikel? Ada orang yang penghasilan terlalu kecil, pengeluaran terlalu besar atau cicilan terlalu besar. Lalu bagaimana cara melunasi utang yang terlalu besar?
Cara Melunasi Utang
Tahukah kamu ada 2 strategi melunasi utang yaitu debt avalanche (debt staking) dan debt snowball. Supaya kamu lebih kebayang, coba perhatikan gambar berikut ini (fokuskan pada urutan pelunasan utang).
Keterangan | Debt Avalanche | Debt Snowballs |
---|---|---|
Fokus | Melunasi utang dengan bunga pinjaman terbesar. | Melunasi utang dengan pokok terendah. |
Kelebihan | Menghemat pembayaran bunga. | Lebih nyaman secara psikologi, karena utang terasa lebih cepat lunas. |
Kekurangan | Membutuhkan waktu yang cukup lama. | Bunga yang dibayarkan belum tentu lebih murah. |
Contoh berikut ini daftar utang dan 2 cara melunasi utang. Coba kamu perhatikan urutan pelunasan utang, jika menggunakan metode debt avalanche dan debt snowballs.

Sebagai perencana keuangan saya lebih cocok dengan Debt Snow Ball, karena memberikan keuntungan dari segi psikologi.
Coba kamu bayangkan ada seseorang yang memiliki 10 pinjaman dari pemberi pinjaman yang berbeda-beda. Setelah mempraktekkan cara melunasi utang dengan Debt Snow Ball, satu persatu pinjaman terlunasi.
Mulai dari utang dengan pokok terkecil sampai dengan utang dengan pokok terbesar (seperti bola salju yang awalnya kecil, lama-kelamaan menjadi besar). Secara psikologi lebih nyaman kan? Bagaimana cara melunasi utang dengan debt snowball?
Langkah-Langkah Melunasi Utang
Framework berikut ini cocok untuk membantu orang-orang yang sudah terlilit banyak utang. Yuk kita bahas satu persatu:
Jika ada seseorang yang sudah terlilit utang (kartu kredit, KTA, KPR, Pinjol, pay later), maka aturan nomor satu adalah STOP KREDIT BARU. Jangan pernah kepikiran nambah utang baru, apa pun kondisinya.
- Coba cek kredit skor, pakai aplikasi Skorlife.
- Kemudian kamu buat DAFTAR UTANG, apa saja utang seperti tabel di atas.
- Coba lakukan negosiasi dengan perusahaan pemberi kredit (restrukturisasi utang), apakah mungkin untuk mengurangi bunga, memperpanjang tenor dan lainnya.
Contoh daftar utang, lihat bagian debt snowballs. Urutkan dari pokok utang terkecil hingga pokok utang terbesar.

Langkah kedua cari cara untuk menambah penghasilan aktif (active income). Ketika penghasilan bertambah, usahakan untuk mengamankan kondisi keuangan, yaitu:
- Miliki dana darurat, supaya saat ada kondisi darurat kamu dapat pakai tabungan. Jangan nambah utang untuk kebutuhan darurat.
- Miliki asuransi untuk proteksi, dapat pakai BPJS Kesehatan.
Kamu dapat fokus lunasi utang mulai dari pokok terkecil sampai dengan pokok terbesar.
- Fokus lunasi utang dengan pokok terkecil terlebih dahulu.
- Sisa pinjaman kamu bayar sesuai tagihan (bukan minimum payment).
- Usahakan rasio cicilan terhadap penghasilan (debt service ratio), maksimal 35%. Artinya cicilan maksimal seseorang hanya 35% penghasilannya.
Jika sudah lunas, mulai fokus membangun aset.
[Bonus] Cara Mengatur Keuangan untuk Generasi Sandwich
Generasi sandwich adalah orang yang harus membiayai dirinya sendiri, orang tua (satu generasi di atas) dan anak-anaknya (satu generasi di bawah).
Berdasarkan pengalaman saya sebagai perencana keuangan, setidaknya ada 5 penyebab lahirnya generasi sandwich yaitu:
- Orang tua pensiun dan tidak dapat membiayai kebutuhan
- Modal pensiun orang tua habis, karena terkena investasi bodong.
- Orang tua usahanya bangkrut dan kehabisan modal.
- Orang tua (tulang punggung keluarga) meninggal dunia.
- Orang tua memiliki utang dan kesulitan untuk membayarnya.
Saya akan membahas lebih lanjut mengenai generasi sandwich, pada artikel yang berbeda. Fokus artikel kali ini adalah cara mengatur keuangan untuk generasi sandwich.
Sebagai perencana keuangan, saya pernah menangani kasus generasi sandwich. Lima langkah yang saya sampaikan, adalah langkah-langkah yang kami (saya dan klien) lalui bersama.
- Komunikasi atau Ngobrol dengan keluarga. Kasih tahu penghasilan, pengeluaran, tujuan keuanganmu. Tanyakan ke keluarga apakah mereka dapat membantu menambah penghasilan atau mengurangi pengeluaran.
- Mulai tambah penghasilan aktif (active income). Fokus cari cara menambah pemasukan, melalui kerja sampingan, berdagang, jadi perantara dan lain sebagainya.
- Ketika penghasilan bertambah, fokus amankan keuangan. Mulai dengan membangun dana darurat (6 – 12 kali pengeluaran), beli asuransi kesehatan (boleh BPJS Kesehatan dulu) dan lunasi utang (jika ada).
- Jika keuangan sudah mulai aman (pondasi keuangan terbentuk), maka kamu dapat fokus ke investasi. Fokus pada investasi yang dapat meningkatkan modal (capital gain).
- Suatu ketika penghasilan bertambah dan modal terpenuhi, kamu dapat mulai beli aset produktif. Misal kamu beli franchise gorengan dan perbanyak jumlahnya.
Jika kamu seorang generasi sandwich jangan berkecil hati dan jangan kehilangan harapan. Saya sudah melihat ada orang yang berhasil keluar dari generasi sandwich. Memang butuh waktu dan proses yang harus dijalani, tapi BISA.
Saya sudah ceritakan generasi sandwich lebih detail di online course: [Sandwich Generation] Lepas dari Rantai Sandwich Generation. Semoga kamu dapat belajar dan mulai praktikkan.
Kesimpulan
- Kamu sudah tahu kan, masalah keuangan belum tentu kamu boros. Ternyata ada 3 masalah arus kas (cash flow), yaitu: penghasilan terlalu kecil, pengeluaran terlalu besar dan cicilannya terlalu besar. Beda masalah beda obatnya.
- Kamu dapat menambah penghasilan dengan menggunakan 9 Pintu Rezeki, jika kamu mau belajar lebih lanjut dapat cek online coursenya (link).
- Selain itu kamu dapat mengatur arus kas (cash flow), mulai dari menyusun ulang prioritas pengeluaran, membuat beberapa pengeluaran menjadi otomatis (donasi, menabung dana darurat, investasi, kartu kredit), punya catatan keuangan dan review berkala.
- Gunakan framework MOSCOW untuk prioritas pengeluaran-pengeluaran besar. Kamu boleh beli KEINGINAN, tetapi jangan pakai uang hasil kerja keras, melainkan pakai hasil dari investasi atau penghasilan pasif.
- Terakhir untuk melunasi pinjaman, kamu dapat mencoba step-by-step debt snowball.
Leave A Comment