Jari Tengah Melambangkan Merek
Kata merek atau brand, adalah satu kata yang paling membuat saya pusing.
- Saya tidak dapat mendefinisikan dengan jelas mengenai brand.
- Saya tidak tahu bagaimana mengukur sebuah brand berhasil atau tidak?
Saya tertarik dengan sudut pandang Kiyosaki dan Trump mengenai BRAND.
Bagaimana sudut pandang mereka mengenai BRAND?
Langsung saja kita bahas:
Jari Tengah Menurut Robert T Kiyosaki
Kiyosaki membuka tulisannya dengan sebuah pertanyaan:
ROLEX ASLI atau ROLEX PALSU?
Kiyosaki menceritakan pada awal karirnya, dirinya terobsesi untuk membeli sebuah jam ROLEX. Beliau membeli sebuah ROLEX palsu, karena belum mampu membeli ROLEX asli.
Lantas Kiyosaki berdiskusi dengan ayah kayanya:
AK : “Apa yang diwakili oleh brand ROLEX?”
RK : “ROLEX asli mewakili kesuksesan”
AK : “Apa yang diwakili oleh ROLEX palusu?”
RK : “Artinya suatu saat, saya akan membeli ROLEX asli.”
AK : “ROLEX palsu mewakili orang yang palsu. Hanya orang palsu yang memakai barang palsu.”
- AK = Ayah Kaya
- RK = Robert T. Kiyosaki
Menurut saya, brand mewakili “sesuatu”, lalu apa yang diwakili dari brand Kamu?
Kiyosaki juga menjelaskan sebuah brand tidak bisa untuk semua orang. Kita harus memutuskan ingin dikenal karena apa dan pegang prinsip tersebut.
Ayah Kaya mengatakan kepada Kiyosaki:
Sangat sedikit pengusaha yang mampu mengubah bisnis mereka menjadi merek.
Merek (brand) itu tak ternilai, karena merek adalah janji pengusaha kepada pembeli.
Menurut saya reputasi itu terbangun dari pembuktian janji-janji.
Menurut Kiyosaki:
Reputasi itu lebih penting daripada bisnis.
Saya setuju pendapat Kiyosaki, bahwa sebuah bisnis tanpa branding hanya akan menjadi sebuah komoditas.
Jari Tengah Menurut Donald Trump
Donald Trump menceritakan pelajaran dari ayah kandungnya (bernama Fred C. Trump) tentang mencintai apa yang Kita kerjakan. Ada empat resep sukses dalam melakukan pekerjaan:
- Mulai dan terjun
- Selesaikan
- Selesaikan dengan benar
- Keluar
Setiap brand memiliki integritas yang harus dijaga. Miliki sikap dan pemikiran: “hanya yang terbaik”
Trump menegaskan setiap pebisnis harus setia dengan mereknya, melindungi merknya dan tahu batasan-batasan yang jelas (boleh dan tidak boleh).
Salah satu penjelasan yang bagus dari Trump adalah: kemampuan membangun jangka panjang dan peduli dengan stakeholder. Kemampuan membangun hubungan jangka panjang adalah bagian dari membangun reputasi.
Ketika kita mendapat peluang untuk membuat brand lebih terkenal, kita harus mempertimbangkan peluang tersebut dan manfaatkan kesempatan untuk mengkomunikasikan brand. Berani keluar dari zona nyaman dan bersahabatlah dengan risiko.
Sebagai pebisnis, kita harus yakin bahwa merk kita adalah yang terbaik.
Artinya ketika kita melakukan selling, marketing dan branding, lakukan dengan bahagia.
Kesimpulan Jari Tengah
- Banyak pebisnis bekerja keras membangun bisnis, tetapi hanya sedikit yang membangun brand.
- Jika bisnis Anda bukan sebuah brand, maka bisnis Anda adalah komoditas.
- Brand adalah leverage yang memiliki banyak kelebihan. Salah satunya ketika brand bekerja, kita dapat menghemat banyak waktu.
- Di setiap brand hebat terdapat DNA dari pendirinya.
- Brand adalah JANJI yang Anda katakan dan PENGALAMAN yang Anda berikan. Brand haruslah emosional, karena orang membeli karena alasan emosional, baru alasan logis.
- Brand besar itu tulus (mengatakan sesuai dengan hal yang kita jalankan), bermakna dan berbeda.
- Brand yang hebat berasal dari inti organisasi, meluas ke setiap orang di dalam organisasi dan menyebar ke publik.
- Jika seorang pebisnis pelit (uang, waktu, komitmen dan sumber daya manusia) untuk berinvestasi pada brand, maka Midas Touch tidak akan pernah datang.
Di dalam sebuah organisasi pasti ada relation atau hubungan.
Ketika kita salah menjalin hubungan, maka masalah akan datang.
Yuk kita bahas mengenai hubungan di Halaman 5.
Leave A Comment