“Cari uang kok susah banget, ya?”

Apakah kamu sering mendengar kalimat orang curhat cari uang kok  makin susah? Apalagi sekarang makin banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh AI (artificial intelligence), aplikasi dan robot.

 

Tapi menariknya, ada sebagian orang yang justru bilang:

“Sekarang cari uang malah terasa lebih mudah dan menyenangkan.”

 

Apa sebenarnya yang membedakan mereka?

Sejak 2013, saya telah aktif sebagai perencana keuangan, berinteraksi dengan individu dari beragam latar belakang, mulai dari yang sedang berjuang hingga yang telah mencapai kemapanan finansial.

Dari situ saya belajar banyak mengenai cara bangun aset dan memperbesar penghasilan.

Saya coba rangkum 7 alasan kenapa penghasilan bisa terasa mentok, walaupun sudah kerja keras.

#1 Mindset Keuangan yang Salah, tentang Mencari Uang

Dulunya saya pikir masalah keuangan terjadi karena seseorang tidak tahu cara mengaturnya (literasi keuangan rendah).

Setelah menjadi perencana keuangan lebih dari 10 tahun dan bertemu dengan banyak klien, saya menyimpulkan masalah keuangan berasal dari pikiran (mindset keuangan) yang salah.

Mindset keuangan tersebut disebabkan, karena:

Pola Asuh yang Salah

Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi cara pikir anaknya. 

Misalnya: masih ingat, apa yang nasihat orang tuamu, ketika  memberi uang jajan?

“Dek, jangan boros-boros ya, karena cari uang itu susah.”

Apa yang terjadi jika, seorang anak kecil (mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA) selalu diberi nasihat cari uang itu susah? Ketika dewasa, anak tersebut akan berpikir cari uang itu SUSAH.

Apakah kamu mengalami hal yang sama?

 

Padahal alasan sulit dapat uang, bisa jadi karena kamu belum tahu caranya.

Sama seperti anak kecil yang bilang, “matematika itu sulit”

Padahal, kalau kita tahu caranya, matematika jadi lebih mudah kan?

 

Trauma terhadap Keuangan

Selain pola asuh, ternyata mindset keuangan yang salah bisa terjadi karena trauma atau pengalaman buruk masa lalu. Misalnya:

Ada seorang karyawan yang bekerja di bidang penjualan.

Orang tersebut setiap hari mati-matian mengejar target penjualan.

Setiap hari telepon kliennya, mencari waktu untuk bertemu dengan klien dan menghadapi penolakan satu demi satu.

Dalam satu bulan, orang tersebut mendengar puluhan bahkan ratusan kata “TIDAK TERTARIK”, “TIDAK DULU”, “NANTI SAJA”.

Berdasarkan pengalamannya, orang tersebut akhirnya menyimpulkan, “Cari Uang itu sulit.”

 

Mindset Kamu, seperti Magnet🧲

Menurut Rhonda Byrne dalam bukunya The Secret, beliau mengatakan:

“Remember that you are a magnet, attracting everything to you.”

 

Kalau kamu berpikir hal-hal bagus, maka kamu akan menarik hal-hal bagus.

Contoh:
Kalau kamu banyak bersyukur, maka kamu akan menjadi magnet menarik rezeki.

dan sebaliknya

Contoh:
Kalau kamu banyak mengeluh, marah, protes, maka kamu akan menjadi magnet menarik masalah.

 

Sampai sini, masih ok 😀?

🗨️Kalau kamu punya pertanyaan, silakan tulis di kolom komentar.

 

“Pikiran adalah magnet” disebut dengan  Law of Attraction (LoA) dan bersifat universal.

Jika kamu tertarik mempelajari LoA, maka Anda membaca buku-buku dari Rhonda Byrne (judul: The Secret, The Magic dan Hero).

 

Intinya segala sesuatu yang kita pikirkan (kita percayai), akan menjadi realita.

Kalau kamu percaya cari uang itu susah, otakmu akan fokus pada kesulitan (bukan solusi) dan realitanya cari uang jadi susah.

 

Bagaimana Memperbaiki Mindset Keuangan yang Terlanjur Salah?

Saya pernah berada di zona merasa cari uang itu sulit. Momen perubahan terjadi ketika saya mulai menyadari kesalahan-kesalahan saya. Kemudian saya mulai merubah beberapa hal:

  • Saya mencoba belajar untuk BERSYUKUR, atas segala hal yang terjadi (baik yang saya anggap baik maupun saya anggap buruk).
  • dan melakukan hal-hal nomor 2 – 7 di bawah ini.

 

🔥Semangat lanjut bacanya

 

#2 Tidak Punya Tujuan yang Jelas

Masalah kedua adalah banyak orang kerja, tapi tidak tahu tujuan mereka bekerja. Mereka tahunya kerja itu untuk hidup.

“Punya uang banyak buat apa?”

“Ya, buat hidup aja…”

Tanpa tujuan yang jelas, kamu akan cepat lelah secara mental. Energi habis, motivasi hilang.

 

Uang seharusnya menjadi alat untuk mencapai tujuan yang bermakna. Misalnya:

  • Dengan uang, kamu bisa punya waktu untuk keluarga. Kamu bisa bermain dengan anak-anak di saat orang lain sibuk kerja.
  • Kamu bisa membantu orang tua yang sudah pensiun.
  • Kamu bisa mewujudkan mimpi kamu, misal liburan bersama istri, membangun sekolah atau mimpi gila lainnya.

 

Hidup dengan Sebuah Makna

Saya teringat sebuah buku bagus dari Viktor Frankl (penulis Man’s Search for Meaning), yang menceritakan Hidup dengan Sebuah Makna

Hidup yang tidak hanya sekedar bangun pagi, kerja, ketemu klien, pulang, nonton youtube, tidur dan ulangi.

Hidup yang bermakna, akan membuat kita menjadi lebih bersemangat. Tentu saja kita akan menjadi lebih resilience terhadap tantangan-tantangan yang ada.

Resilience, menurut Asosiasi Psikologi Amerika, artinya:

The process and outcome of successfully adapting to difficult or challenging life experiences, especially through mental, emotional, and behavioural flexibility.”

Pertanyaannya, bagaimana cara menemukan makna?

Saya menggunakan peta IKIGAI.

 

IKIGAI

Ikigai adalah konsep dari Jepang yang berarti “alasan untuk hidup” atau “alasan untuk bangun di pagi hari.”

IKIGAI, alasan untuk hidup atau alasan untuk bangun di pagi hari

 

Ikigai terletak di titik temu antara empat elemen penting dalam hidup:

  1. apa yang kamu sukai,
  2. apa yang kamu kuasai,
  3. apa yang dibutuhkan dunia, dan
  4. apa yang bisa dibayar oleh orang lain.

 

Ketika keempat unsur  saling beririsan, seseorang akan menemukan ikigai-nya. Sebuah kombinasi antara passion, misi, profesi dan panggilan hidup.

Jika kamu berhasil menemukan ikigaimu, maka kamu dapat menentukan arah: bukan hanya bekerja demi uang, tetapi memilih pekerjaan atau bisnis yang sesuai dengan nilai, kemampuan dan kebutuhan orang lain.

Dengan begitu, penghasilan bukan hanya datang dari kerja keras, tapi juga dari konsistensi, passion dan kontribusi yang tulus.

 

Tertarik dengan bagaimana langkah-langkah menemukan IKIGAI?

Saya akan menceritakan lebih detail perjalanan saya mencari IKIGAI, dalam artikel lainnya.

 

Next Step: Golden Circle

Ketika kamu sudah tahu, alasan (WHY), kamu baru masuk ke HOW dan WHAT nya. Seperti prinsip Golden Circle dari Simon Sinek (dalam bukunya Start with Why).

Keterangan:

  • Why, Kenapa kamu mau cari uang?
  • How, Bagaimana cara kamu mendapatkan / menciptakan uang?
  • What, Apa saja langkah-langkah nyatanya?

Setelah kamu tahu WHY, langkah berikutnya bicara mengenai HOW.

 

#3 Tidak Tahu Caranya Cari Uang

Keinginan kuat untuk memperbesar penghasilan tidak cukup, tanpa strategi.

Saya dan Finansialku merangkum strategi cari uang dan memetakannya menjadi Sembilan Pintu Rezeki 🚪.

 

9 Pintu Rezeki 🚪

Penghasilan seseorang dapat berasal dari 3 kategori utama yaitu penghasilan aktif (active income), penghasilan investasi (investment income) dan penghasilan pasif (passive income).

  • Penghasilan aktif (active income) berarti menukarkan waktu, tenaga, pikiran dan perasaan dengan pemasukan. 
  • Penghasilan investasi (investment income) berarti menukarkan uang kecil, menjadi uang lebih besar atau penghasilan rutin. 
  • Penghasilan pasif (passive income) berarti aset kamu bekerja menghasilkan pemasukan.

 

9 Pintu Rezeki -Finansialku.com

 

Dari ke tiga kategori tersebut, kamu dapat membagi lebih dalam lagi.

#1 Earned Income

Penghasilan yang kamu dapat dari bekerja secara langsung, contoh:

  • Gaji, bonus dan tunjangan dari pekerjaan di kantor.
  • Honor freelance, MC, tenaga ahli dan lainnya.
  • Komisi atau fee agen asuransi, agen property atau konsultan.

 

#2 Profit Income (Penghasilan dari Berdagang)

Penghasilan yang kamu dapat dari jual beli barang. Orang yang berdagang (trading) disebutnya pedagang (trader).

Setiap pedagang tahu output dari berdagang adalah untung (profit) atau buntung (loss).

Contoh: Kamu dagang bakso, dagang baju atau dagang saham.

Banyak pebisnis besar memulai dari profit income, termasuk orang-orang yang berdagang online di Tokopedia, Shopee atau membangun websitenya sendiri.

Selain berdagang barang-barang fisik, sekarang ini banyak orang mencoba trading saham, emas, kripto, forex sebagai salah satu cara mendapatkan penghasilan tambahan.

 

#3 Residual Income (Penghasilan dari Proyek)

Penghasilan dari proyek-proyek tertentu yang sifatnya tidak reguler.

Contoh:

Kamu punya hobi fotografi dan suatu hari diminta foto acara ulang tahun anak temanmu.

Kamu ahli di bidang social media dan beberapa kali diundang mengisi workshop. Itulah residual income, hasil dari skill atau pengalaman, dibayar per proyek.

 

#4 Capital Gain Income (Keuntungan dari Aset Naik Nilai)

Penghasilan dari kenaikan nilai aset.

Contoh:

Kamu beli saham ABCD di harga Rp 1.000.

Dua tahun kemudian, kamu jual di harga Rp 1.500.

Selisih Rp 500 itu disebut capital gain.

 

Selain saham, capital gain juga dapat berasal dari kenaikan harga emas, reksa dana, properti, koleksi barang langka, aset digital (Bitcoin) dan lainnya.

Capital gain adalah salah satu cara bangun aset yang digunakan orang-orang kaya.

Misal klien-klien investment advisory kami, investasi Rp 100 juta di saham ARCI (tahun 2024-2025) dan mengalami kenaikan hingga 100% dalam setahun.

 

#5 Dividend Income (Bagi Hasil)

Penghasilan dari bagi hasil keuntungan bisnis atau perusahaan yang kamu miliki sebagian / seluruh sahamnya.

Contoh:

Kamu punya saham BBRI, lalu dapat dividen tahunan sebesar Rp 135 per lembar. Kalau kamu punya 10.000 lembar saham, maka kamu mendapatkan bagi hasil (dividen) sebesar Rp 1.350.000.

Kamu punya 20% bisnis laundry (kerja sama dengan temanmu) dan kamu menerima bagi hasil setiap tiga bulan sekali.

 

#6 Interest Income (Penghasilan dari Bunga)

Penghasilan yang berasal dari bunga simpanan atau instrumen keuangan tertentu.

Contoh:
Bunga dari deposito, obligasi negara (SBR, ORI), atau peer-to-peer lending.

 

#7 Rental Income (Penghasilan dari Sewa)

Penghasilan yang berasal dari menyewakan aset.

Contoh:
Sewa rumah, sewa kendaraan, sewa kamera dan lainnya.

 

#8 Royalty Income (Penghasilan dari Kekayaan Intelektual)

Royalti datang dari hak cipta (intellectual property) atas karya atau sistem yang kamu buat.

Contoh:

  • Kamu pernah nulis buku, sehingga mendapat royalti per penjualan buku.
  • Kamu bikin lagu, video YouTube atau aplikasi, sehingga kamu mendapat komisi dari pemakaian.
  • Kamu punya jaringan di bisnis MLM atau asuransi, sehingga kamu dapat royalti dari kerja tim.

 

#9 Franchise Income (Penghasilan dari Waralaba)

Penghasilan yang kamu dapatkan dari bisnis waralaba.

Contoh:
Kamu punya satu cabang waralaba Indomaret, Alfamart atau waralaba lainnya.

 

Jika kamu tertarik untuk mempelajari lebih lanjut strategi cari uang, silakan akses online course yang berjudul Income Breakthrough: 9 Pintu Rezeki.

 

Penerapan dari 9 Pintu Rezeki dapat mempermudah kamu untuk:

  • Strategi mendapat 10 juta per bulan, misal dari earned income (gaji) dan pekerjaan sampingan (side hustle).
  • Strategi menuju 100 juta per bulan, misal membangun channel Youtube, akun Instagram dan Tiktok, kemudian menjual produk-produk digital.
  • Termasuk strategi mendapatkan Rp 1M per bulan.

 

Tentu saja TAHU saja tidak cukup.

Kamu butuh BERGERAK (ACTION) dan keluar dari Zona Nyaman mu.

 

#4 Terlalu Nyaman di Zona Nyaman

Banyak orang gagal bergerak alias gagal move on karena terperangkap pada ZONA NYAMAN.

Keluar dari Zona Nyaman, sumber Taufanyar.com

 

Contoh:

🙍🏻‍♂️Rio seorang Karyawan

Rio adalah seorang karyawan yang bertahun-tahun bekerja begitu-begitu saja. Mengandalkan kenaikan gaji dari kebaikan atasan (hasil performance review), kebijakan perusahaan dan hoki.

Padahal orang yang sama bisa melakukan SESUATU yang LEBIH.

Misal orang tersebut keluar dari zona nyaman, belajar mengenai social media dan cara beriklan di Google atau Meta. Kemudian menjual produk-produk digital melalui online.

atau orang yang sama bisa mulai membangun channel Youtube. Mulai membagikan pengalaman dan keahliannya (misal keahlian menggunakan Microsoft Excel). Kemudian mulai menjual workshop Excel.

 

🗨️ Anyway, apakah kamu tahu cara mendapatkan penghasilan tambahan (kurang lebih tambahan Rp 2 – 10 juta/bulan) untuk karyawan selain menjadi content creator?

Silakan share ide kamu di kolom komentar.

 

🙍🏻‍♀️Sonya seorang Ibu Rumah Tangga

Sonya adalah seorang ibu rumah tangga yang selalu menunggu uang bulanan dari suaminya. Sonya selalu merasa kurang dengan gaji suaminya dan merasa direndahkan oleh mertua (karena tidak berpenghasilan).

Apa yang dilakukan Sonya?
Meratapi nasib dan curhat sana sini.

Sebenarnya apa yang dapat dilakukan Sonya?
Sonya dapat mencoba hal-hal baru, misal belajar menjadi virtual assistant.
Mulai belajar keahlian baru, kemudian mendapat klien.

 

Virtual assistant memungkinkan Sonya mendapat penghasilan tambahan dan jam kerja fleksibel (biasanya malam hari).

Tapi…

Pertumbuhan tidak pernah terjadi di zona nyaman.”

 

Keluar dari Zona Nyaman

Kamu perlu keluar dari zona nyaman dan masuk ke zona takut.

Ya wajar saja jika takut, karena kamu ingin mencoba hal-hal baru yang belum seberapa besar potensinya dan seberapa besar risikonya.  

Contoh:

  • Rio takut jika channel Youtubenya tidak laku, teman-teman kantor mengejek dsb.
  • Sonya takut belajar menjadi virtual assistant, karena bahasa Inggrisnya tidak lancar.

 

Kalau kamu ingin hasil berbeda, maka kamu perlu melakukan sesuatu yang berbeda dan berani mengambil risiko yang terukur

Saya pun juga pernah (dan sering) berada di zona takut, ketika saya memutuskan keluar dari zona nyaman. Semua ketakutan itu perlu dilewati.  

Jika kamu butuh bantuan, maka saya sarankan kamu baca buku Dale Carnegie yang berjudul How to Stop Worrying and Start Living. Buku tersebut “BANYAK” membantu saya keluar dari ketakutan dan kecemasan.

Ketika seseorang berani keluar zona takut, kita berhasil masuk zona belajar dan zona tumbuh.

Setelah kamu masuk ke zona tumbuh, disitulah kesempatan hadir dan rezeki kita akan mengikuti.

Zona belajar dan zona tumbuh adalah tahapan yang perlu kita lewati supaya kita dapat meningkatkan kepercayaan diri.

 

#5 Kurang Percaya Diri

Kenapa seseorang merasa kurang percaya diri?

Mayoritas orang merasa kurang percaya diri, karena status sosialnya (laptopnya tidak mac, smartphonenya bukan iPhone atau sepatunya bukan On Cloud, dll).

Bahkan ada beberapa ibu rumah tangga yang takut anak perempuannya didekati oleh pria yang berasal dari keluarga kurang berada.

 

Faktanya benar ada sebagian kecil orang yang melihat / menilai orang lain dari apa yang digunakan, apa yang dimiliki. Tetapi banyak orang sukses dan kaya (biasanya orang kaya yang merintis usahanya), melihat orang dari:

  • Pengetahuan (knowledge) 📚

Kalau kamu kurang pengetahuan, mau tidak mau kamu perlu belajar untuk menambah pengetahuanmu. Dengan belajar, kamu yang awalnya TIDAK TAHU, menjadi TAHU.

 

  • Keahlian (skill) 🎙️

Kamu perlu ikut workshop atau training untuk meningkatkan skill.

Misal awalnya kamu TIDAK BISA public speaking, sehingga presentasinya jelek. Setelah ikut workshop atau training public speaking, kamu sekarang jadi BISA presentasi dengan lancar.

 

  • Jam terbang 🏆

Ibarat mengasah pisau, keahlian kamu juga perlu dipertajam dengan pengalaman.

 

Saya sering terlibat dengan proyek-proyek yang dapat mempertajam jam terbang. Salah satunya adalah public speaking.

Jujur, saya nyaman dengan membawakan materi keuangan untuk audience yang berpendidikan tinggi (lulusan S1) atau ibu-ibu. Tapi saya kurang nyaman membawakan materi untuk segmen middle low.

Saya bekerja sama dengan beberapa organisasi, mencoba membawakan materi-materi keuangan di audience yang middle low. Dan sekarang saya sudah percaya diri membawakan topik-topik untuk middle low, misal nya topik Keluar dari Jeratan Judi Online dan Pinjaman Online.

 

  • Kurang networking 🤝

Ada juga orang yang PINTAR dan AHLI, tetapi tidak mendapatkan kesempatan, karena akses yang terbatas atau tidak kenal orang dalam.

Kesalahan terbesar mayoritas orang di Indonesia adalah tidak nyaman dengan “NETWORKING” atau berkenalan dengan orang asing. Yuk kita bahas lebih detail.

 

#6 Faktor Eksternal: Kurangnya Akses dan Kesempatan

Saya pernah membaca sebuah berita tentang Jalur Orang Dalam (Ordal).

Karyawan diterima Jalur Ordal Berita

Bagaimana pendapatmu mengenai jalur orang dalam?

Apakah kamu setuju atau tidak? dan mengapa?

🗨️Silakan tulis pendapatmu di kolom komentar ya.

 

Saya adalah orang yang pro dengan meritokrasi dalam bisnis dan pekerjaan.

Meritokrasi adalah sistem sosial (pemerintahan) yang memberikan penghargaan atau promosi berdasarkan prestasi, kemampuan dan kinerja individu. Bukan berdasarkan faktor-faktor seperti status sosial, kekayaan atau koneksi keluarga.

 

Saya mau tanya:

Di keluarga kamu biasanya ada 1 suster untuk mengurus anak dan 1 orang asisten rumah tangga (ART).

Suatu ketika asisten rumah tangga keluar, karena akan menikah.

Bagaimana cara kamu cari asisten rumah tangga (ART)?

Kamu akan nanya ke suster,  apakah ada teman yang mau kerja?

Disadari atau tidak, kamu menggunakan jalur orang dalam kan?

 

Sepengetahuan saya, dalam bisnis jalur orang dalam itu adalah hal lazim.

Bahkan sudah tertulis:

silaturahmi membuka pintu rezeki

Networking

Networking itu bukan berarti kamu kenal siapa.
Tetapi siapa yang mengenal kamu dan percaya sama kamu.

❌ saya kenal Pak James Gwee.
✔️ pak James mengajak saya bantu kelas pelatihan keuangan untuk remaja.

 

Money and Me - Kelas Literasi Keuangan untuk Anak Muda (Finance for Teens)

 

Bagaimana Cara Membangun Network?

Orang bule bilang cara membangun jaringan (network) adalah NETWORKING.

Jalur orang dalam itu dalam dapat dibangun dengan banyak cara, misalnya:

  • Gabung komunitas tertentu, bisa dari komunitas olahraga, komunitas bisnis dan lainnya.
  • Ikut ke acara bergengsi, misal seminar bisnis, workshop bisnis kuliner, dll.
  • Ikut acara keagamaan, misal bakti sosial ke daerah X. Disitu kamu bisa kenalan (networking) sama panitia.
  • Kenalan dengan orang baru melalui social media.
  • dan lain sebagainya

 

Apakah ada yang salah dengan: “Kenalan dengan orang baru melalui social media.”

Pasti kamu berpikir, emang siapa yang mau kenalan / ketemuan, karena di chat melalui social media?

 

#7 Tidak Membangun Persepsi Diri yang Tepat (Personal Branding)

Coba jawab pertanyaan berikut ini:

Ada orang tua di Bandung, yang ingin mengadakan pesta ulang tahun anaknya.
Mereka ingin menghadirkan seorang badut, supaya pestanya meriah.

Kira-kira bagaimana cara mencari badut di Bandung?
✔️ Yes, orang tua tersebut akan cari di Google, Instagram, Tiktok, dll.
✔️ Sembari bertanya ke teman-temannya.

 

Siapa badut yang akan terpilih?
Yes betul lagi, tentu saja badut yang ada di Google, Instagram, Tiktok, dll

Personal Branding Pengertian, Contoh dan Cara Membangunnya

 

Orang-orang mencari badut ulang tahun saja, melalui Google, Instagram, Tiktok, dll.
Bagaimana dengan profesimu (dokter, pengacara, notaris, dll)?

Ya orang-orang juga akan mencari melalui internet.

 Problemnya apakah kamu ada di Internet?
Apa kesan / persepsi yang kamu bangun di internet?

 

Itulah yang namanya Personal Branding.

Personal branding itu bukan tentang pamer, tetapi cara membangun kepercayaan.

 

Apakah saya membangun Personal Branding?

Yes tentu saja, saya buat dengan konsisten dengan tujuan membangun persepsi.

 

Saya membangun beberapa kanal, misal:

  • Instagram @Melvin_Mumpuni, saya gunakan supaya orang-orang bisa mengenal saya sebagai seorang personal / individu yang bekerja sebagai perencana keuangan.
    • Edukasi konten-konten perencanaan keuangan dan investasi.
    • Share visi saya: “Sehat, Bahagia dan Sejahtera” dengan menampilkan kegiatan olahraga, baca buku dan lainnya.
    • Share foto-foto pribadi dengan keluarga, teman dan lain sebagainya.
  • Linkedin Melvin Mumpuni, saya gunakan membangun kredibilitas profesional saya.
    • Share CV (curriculum vitae), supaya orang mengenal saya secara profesional (background pendidikan, pengalaman pekerjaan, sertifikasi, lisensi dan lainnya).
    • Share tulisan atau pemikiran, dalam bentuk video, artikel atau liputan di media.
    • Share kegiatan profesional, seperti mengisi in house training, menghadiri acara profesional tertentu, dll.
    • Share pencapaian di bidang profesional, misal mendapatkan penghargaan atau lainnya.
  • Website, saya gunakan sebagai inspirasi Melvin sebagai individu.
    • Share tulisan dan pemikiran yang sejalan dengan visi pribadi (bidang kesehatan badan, emotional intelligence dan keuangan).
    • Share portfolio kegiatan.
    • Informasi mengenai layanan dan produk yang saya lakukan.
    • Tempat korespondensi, seandainya ada seseorang yang ingin menghubungi saya.

 

Cara berpikirnya adalah informasi di internet itu fungsinya “memasarkan dirimu”. Jangan bingung, “kenapa susah punya penghasilan besar”, kalau di internet tidak tersedia informasi yang menjual dirimu.

 

Kesimpulan: Kenapa Cari Uang Terasa Susah? 

Mayoritas orang berhenti di mindset keuangan yang salah dan hidup tanpa makna.

Perbaiki dulu mindset dan temukan IKIGAI mu.

Setelah itu mulai beranikan diri keluar dari zona nyaman, pelajari hal-hal baru (knowledge, skills, jam terbang).  Manfaatkan strategi 9 Pintu Rezeki untuk membangun penghasilan Rp 10 juta pertama, kemudian Rp 100 juta pertama dan seterusnya.

Terakhir bangun personal branding dan mulai networking.

 

Saya yakin, jika kamu konsisten melakukan tujuh perbaikan tersebut ditambah doa, maka rezekimu akan lancar. Dan kamu TIDAK LAGI mengatakan: “kenapa susah punya penghasilan besar?

 

🗨️Jika kamu mulai mencoba atau sudah berhasil, silakan share pengalaman kamu di kolom komentar.

 

📖 Referensi: